Semakin menjamurnya kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) membuat masyarakat resah. Pasalnya, perilaku menyimpang tersebut tidak sesuai norma dan ada yang ada di Kota Padang. Untuk memberantasnya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang melakukan penggerebekan di kos-kosan dan salon yang dijadikan sebagai tempat mereka berkumpul.
Alhasil, sebanyak 10 wanita penyuka sesama jenis (lesbi) diamankan, Senin (5/11) dini hari. Dengan rincian lima orang diamankan di dalam kos-kosan kawasan Cendana Mata Air diketahui berinisial MW (23) degan pasangan FR (24) dan RS (26) dengan pasanganya NP (25) dan satu orang wanita lagi berinisial ZS (23).
Sedangkan lima wanita lesbi yang diamankan di dalam salon di Kecamatan Padang Selatan dan Aur Duri, Kecamatan Padang Timur diketahui berinisial NL (23) ZL (25) RS (28) FD (24) dan Al (31). Setelah diamankan, seluruhnya kemudian dilakukan pemeriksaan dan kemudian dilakukan pembinaan dengan menyerahkannya kepada Dinas Sosial
.Informasinya, mereka digrebek oleh Satpol PP saat sedang ‘kumpul kebo’ di kosan maupun di salon. Indikasi adanya kelompok LGBT ini, telah lama diintai petugas penegak perda ini. Pasalnya, petugas mendapati adanya postingan di akun media sosial facebook milik salah seorang wanita lesbi yang diamankan.
Dalam psotingan itu, pemilik akun mengunggah foto-foto fulgarnya sedang berciuman dengan pasangan lesbinya. Satpol PP kemudian melakukan penelusuran dan pengintaian terhadap pemilik akun itu hingga akhirnya dilakukan penggerebekan. Sesuai pemeriksaan, semua wanita yang diamankan itu pun terang-terangan mengaku bahwa dirinya LGBT.
Telihat, dari sepuluh wanita lesbi yang diamankan itu, ada yang berperan sebagai lelakinya. Pakaian yang dikenakannya merupakan pakaian pria, dan rambutnya pendek. Wanita yang berpenampilan seperti laki-laki itulah yang berperan sebagai pasangan wanita lesbi tersebut.
Plt Kasat Pol PP Kota Padang, Yadrison mengatakan, pengungkapan kasus LGBT ini hasil penyelidikan pihaknya yang berawal dari lokasi tongkrongan kelompok LGBT. Diketahui, para kelompok LGBT sering nongkrong di tempat hiburan malam, kafe yang ada di Pantai Padang hingga sampai ke restoran siap saji.
”Kami cari datanya dan dimana nongkrongnya yang kemudian diikuti sehingga diketahui kediaman mereka. Berawal dari satu orang hingga akhirnya dapat dikembangkan hingga 10 orang wanita yang merupakan satu kelompok LGBT,” kata Yadrison.
Dengan terungkapnya para kelompok menyimpang ini, membuat Satpol PP Padang juga mengungkap akan adanya grup media sosial khusus LGBT. Kelompok LGBT ini pun rata-rata beranggotakan hingga 30 orang. Hingga saat ini Satpol PP Sambil membentuk tim akan terus bergerak melakukan penertiban dan mengungkap indikasi kelompok LGBT tersebut.”Informasinya LGBT ini memiliki komunitas, dan mereka dengan kelompok yang berbeda-beda. Yang kita amankan ini merupakan satu kelompok dan mereka mengakui itu dari hasil pemeriksaan kami,” kata Yadrison.
Terkait kosan juga menjadi tongkrongan kelompok LGBT, Yadrison mengatakan, pihaknya telah memanggil pemilik kos. Namun sesuai pengakuannya, sangat sulit membedakan para kelompok LGBT karena mereka sama-sama merupakan perempuan.
”Pemilik kos tidak mengetahui akan adanya praktik LGBT ini. Makanya kita minta pemilik kos untuk memperketat pengawasan terhadap para kelompok LGBT ini di setiap kosan. Untuk kedepannya, kita juga minta pengawasan dari masyarakat dan jika menemukan adanya perkumpulan LGBT ini seggera laporkan kepada kami,” ajak Yadrison.Dari hasil pemeriksaan Satpol PP dan sesuai pengakuan para wanita yang diamankan, terungkap bahwa suka sama jenis menjadikan mereka merasa nyaman dan sensasi kepuasan yang berbeda dibandingkan dengan laki-laki. Kelompok LGBT ini pun juga mengaku melakukan hal tidak senonoh di kosan sebanyak dua kali dalam kurun waktu satu Minggu.
”Mereka merasa enak dengan sesama jenis ini, karena merasa nyaman. Selain itu mereka juga mengaku sering dikecewakan oleh lelaki. Sehingga mereka lebih memilih menyukai sesama jenis dan menjadi menyimpang ketimbang berhubungan dengan lelaki,” tutur Yadrison.
Yadrison mengungkapkan, para kelompok lesbi ini juga memiliki dua tipe wanita yang saling berbeda biasa disebut buchi (wanita berpenampilan pria) dan ada yang menjadi femi (perempuan). Dari dua tipe ini, katanya, kelompok LGBT ada yang suka dengan buchi dan femi begitupun sebaliknya.”Memang sangat menyimpang sekali, peran orang tua dalam kasus ini sangat penting. Makanya kita imbau untuk orang tua dapat memantau pergaulan anaknya agar tidak terjerumus dengan hal-hal yang tidak diinginkan,” pintanya.
Yadrison menambahkan, selain ada yang berasal dari Padang, kelompok LGBT ini juga ada merupakan pendatang yang berasal dari luar daerah. Dia menegaskan, akan berkoordinasi dengan dinas sosial dan memanggil pihak keluarga untuk pembinaan.
”Kita akan terus fokuskan melakukan penindakan terhadap kelompok yang berperilaku menyimpang seperti LGBT ini. Apalagi informasinya Kota Padang jumlah LGBT sangat banyak. Dan kita tidak kota ini tercemar dengan semakin maraknya kelompok-kelompok LGBT ini,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar